Amin Rais: Pak Jokowi, Buka Dong Pintu Istana, Kita Ini Bukan Rakyat Indonesia yang Ingin Buat Huru-hara


Istimewa.in | Jakarta
- Selaku anggota TP3 6 laskar FPI, 
Amien Rais meminta Presiden Jokowi membuka dialog dengan TP3 untuk membahas kematian laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek KM50. 

Amien Rais berharap Jokowi membuka pintu istana untuk mereka. Awalnya, Amien Rais bicara mengenai tentang filosofi. Dimana suatu bangsa negara itu bergantung kepada pimpinannya.

"Saya pernah mengatakan bahwa kelompok manusia sampai rakyat suatu bangsa itu sangat, sangat tergantung kepada pucuk pimpinannya, jadi ada pepatah asing asalnya dari Yunani, ada yang bilang dari China, dari Timur Tengah, dan lain-lain tapi seprtinya jadi kesepakatan filosofi yaitu the fish rots from head, istilah rots from head jadi ikan busuk dari kepalanya, bukan dari siripnya, ekornya, tapi kepalanya, juga kalau berbau busuk dari kepala ikan," kata Amien saat konferensi pers secara virtual, Sabtu (6/2/2021).

Sang politikus senior itu kemudian menyinggung tentang kematian 6 laskar FPI. Amien mengatakan seharusnya peristiwa penembakan 6 laskar FPI ini dijadikan momentum memperbaiki HAM di Indonesia.

"Tentu ini juga sederhana 6 nyawa hilang secara extrajudicial killing itu sebenarnya momentum untuk penataan HAM tapi rupanya namanya arogansi ya, kemudian komplit sehingga kita juga ada langkah... ya nggak ada masalah ya karena kita berdoa kepada Allah Sang Maha Sempurna memegang keadilan final," sebutnya.

Amien kemudian meminta Presiden Jokowi membuka Istana untuk mereka. Amien berharap dengan adanya pertemuan antara Jokowi dan TP3 bisa memperbaiki perbedaan pendapat terkait masalah ini.

"Jadi saya katakan tetap saja saya mengimbau 'eh Pak Jokowi, buka dong pintu Istana, kita ini bukan rakyat Indonesia yang ingin buat huru hara, itu di luar kamus kehidupan kami semua TP3', jadi kalau Anda mau terima kami an equal fitting duduk sama rendah, tegak sama tinggi sederajat, siapa tahu anda tebruka hatinya, karena saya melihat perkembangan sudah luar biasa, kita menyadari sudah kelewatan lah, jadi itu saja," pungkasnya.

Untuk diketahui, terkait tewasnya enam anggota laskar FPI ini juga diinvestigasi oleh Komnas HAM. Hasilnya, Komnas HAM merekomendasikan agar pengusutan peristiwa tewasnya empat anggota laskar FPI dilanjutkan ke pengadilan. 

Berdasarkan hasil investigasi Komnas HAM, enam anggota laskar FPI tersebut tewas dalam dua peristiwa berbeda. Tewasnya empat orang laskar disebut sebagai extrajudicial killing.

Adapun tokoh-tokoh yang membentuk TP3 adalah:

Muhammad Amien Rais, Abdullah Hehamahua, Busyro Muqoddas, Muhyiddin Junaidi, Marwan Batubara, Firdaus Syam, Abdul Chair Ramadhan, Abdul Muchsin Alatas, Neno, Warisman, Edi Mulyadi, Rizal Fadillah, HM Mursalin, Bukhori Muslim, Samsul Badah, Taufik Hidayat, HM Gamari Sutrisno, Candra Kurnia dan Adi Prayitno.