Ganjar Sebut Tak Ada Nakes Meninggal Usai Vaksin


Istimewa.in | Jakarta
 - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menegaskan bahwa vaksinasi tahap awal yang ditujukan kepada tenaga kesehatan berbuah manis.

"Nakes di Jateng yang sudah di vaksin 7 minggu sebelum vaksin rata-rata tiap minggu mereka tertular dan meninggal," ujarnya dalam Rilis Survei Nasional secara virtual di Jakarta, Minggu (21/2/2021).

Ia menjelaskan, menarik 2 minggu terakhir tak ada nakes yang meninggal. 

"Cerita ini di nasionalkan, masyarakat menjadi optimistis. Narasi yang dibangun melalui media, ini harapan," imbuhnya.

Optimistis ini diperlukan agar masyarakat mau divaksinasi. Menurutnya, bagi yang tidak ingin divaksinasi, tak tepat rasanya jika dijatuhi hukuman.

"Ada yang cerita, yang tidak mau vaksin dihukum. Tidak tepat. Jateng bagaimana? tak ada. Tak usah dihukum. Vaksin saja belum ada kok dihukum. Kecuali waktunya 1 bulan. Kan vaksin masih dicicil. Apa yang dilakukan? yang tak setuju diedukasi," ujarnya menjelaskan.

Sebagaimana diketahui, berdasarkan survei nasional Indikator, ditemukan bahwa sangat banyak warga yang kemudian tidak bersedia di vaksin (41%), terutama karena alasan efek samping vaksin yang belum dipastikan (54.2%). Kemudian efektivitas vaksin (27%), merasa sehat atau tidak membutuhkan (23.8%), dan jika harus membayar (17.3%).

Pada kelompok yang bersedia di vaksin (54.9%), mayoritas tidak bersedia jika harus membayar (70%), sekitar 23.7% bersedia di vaksin meski harus membayar. Secara total sekitar 38,4% tidak bersedia diberi vaksin jika harus membayar/membeli, dan hanya sekitar 13% yang bersedia diberi vaksin meski harus membayar/membeli.

Editor: Kaka