Usai Salat Magrib Seorang Ustaz di Tangerang Tewas Ditembak, Begini Kronologinya


Istimewa.in - Kepolisian kini sedang mendalami kasus penembakan seorang ahli pengobatan alternatif yang juga seorang ustaz bernama Alex di kawasan Pinang, Kota Tangerang, Banten. 

Korban meninggal usai tubuhnya terkena tembakan dalam insiden yang terjadi pada Sabtu (18/9) malam itu.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, pihaknya telah mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi. Dia menjelaskan, kronologi singkat ihwal insiden yang memakan korban jiwa itu.

“Sabtu, 18 September sekitar 18.30 WIB, berdasarkan keterangan saksi mendengar adanya bunyi letusan senjata. Kemudian melihat ada korban yang tergeletak dengan kondisi tertembak di daerah Kunciran, Kecamatan Pinang, Tangerang,” ujar Yusri dalam keterangannya, Minggu (19/9).

Usai tertembak, korban langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Namun, nahas, nyawanya tidak tertolong. 

“Korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Mulya. Yang bersangkutan meninggal dunia dengan luka tembak,” tuturnya.

Yusri mengatakan, saat ini, kepolisian tengah menunggu hasil autopsi korban. Dia memastikan, pihaknya akan terus mendalami dan menyelidiki kasus tersebut.

“Sekarang Polres Tangerang Kota dibantu oleh Polda Metro Jaya sedang menyelidiki. Kami sudah mendatangi TKP dan olah TKP bersama Labfor. Kami juga telah minta keterangan saksi-saksi. Kami lagi menunggu hasil autopsi dari rumah sakit, kemudian hasil lab proyektil karena memang di TKP ditemukan proyektil, kami tunggu hasil dari Labfor,” ucapnya.

Pihaknya juga menganalisis alat bukti kamera tersembunyi atau CCTV yang ada di area TKP. “Kami juga analisis CCTV di sekitar TKP, penembakan terjadi saat keadaan sudah mulai gelap, jam 18.30 WIB,” ujar dia.

Sementara itu, terkait dengan identitas korban, berdasarkan informasi yang diperoleh, Yusri menyebut, korban merupakan seorang tokoh agama di lingkungan sekitar. 

“Memang dia adalah Ketua Majelis Taklim di kompleksnya, tapi dia juga bekerja 20 tahun sebagai ahli pengobatan alternatif,” ungkapnya.(Red)