Hati-hati! Marak Lagi Pembajakan WhatsApp, Begini Modus Para Hacker

Istimewa.in | Jakarta
- Akhir-akhir ini aksi pembajakan WhatsApp kembali ramai lagi. Beberapa jumlah pengguna melaporkan di media sosial akunnya tiba-tiba diambilalih oleh hacker untuk aksi kejahatan.

The Malaysian Communications and Multimedia Commision (MCMC) telah mengeluarkan peringatan yang meminta masyarakat agar waspada dengan semakin banyaknya taktik inventif yang digunakan para pelaku kejahatan dunia maya yang mencoba membajak akun WhatsApp.

Bahkan peringatan ini dikeluarkan karena meningkatnya laporan kasus penipuan yang dilakukan melalui aplikasi, seperti dilansir dari The Star Online, Senin (25/1/2021).

MCMC mengatakan pembajakan akun Whatsapp biasanya sukses jika korban membocorokan enam digit kode verifikasi, yang biasanya akan diterima pengguna ketika ada upaya untuk mengubah nomor telepon yang terkait dengan akun mereka. Kode verifikasi ini dikirimkan via SMS.

Ternyata salah satu modusnya, scammer menghubungi calon korban yang menyamar sebagai individu atau usaha yang mengklaim telah salah memasukkan nomor telepon korban saat mencoba menyelesaikan transaksi online, akibatnya kode otorisasi transaksi itu telah telah dikirim ke telepon korban dan memohon untuk mengirim kode tersebut.

Permintaan dikirimkan kode verifikasi ini bahkan bisa datang dari anggota keluarga atau teman korban melalui akun yang telah dibajak oleh penipu, kata MCMC.

Taktik ini biasanya menyesatkan korban dengan berpikir bahwa mereka mengirimkan TAC (kode otorisasi transaksi) yang tidak terkait kepada penipu padahal sebenarnya mereka menyerahkan kode verifikasi enam digit ke akun WhatsApp korban sendiri.

Modus lainnya, scammer menyamar sebagai karyawan WhatsApp untuk membodohi pengguna agar membagikan kode verifikasi mereka. Ada juga kasus di mana penipu sengaja memasukkan kode beberapa kali dan gagal guna memaksa sistem WhatsApp untuk menghubungi pengguna soal kode verifikasi mereka.

Dalam hal ini, scammer, yang berpura-pura jadi orang lain, akan menghubungi pengguna untuk meminta kode itu. Jika pengguna tidak menjawab panggilan otomatis oleh WhatsApp dan masuk ke kotak surat suara pengguna, maka penipu akan mencoba menebak secara acak atau meminta kode PIN kotak surat suara pengguna untuk mengakses rekaman, terang MCMC.
Badan pengawas itu pun menyarankan pengguna WhatsApp untuk curiga terhadap setiap upaya mendapatkan kode verifikasi enam digit, dan meminta ingatkan pentingnya tidak mengungkapkan kode tersebut kepada orang lain untuk mencegah akun mereka dibajak.

Selain itu pengguna juga harus mengaktifkan verifikasi dua faktor di WhatsApp dan menggunakan nomor PIN yang lebih rumit untuk kotak surat suara mereka sebagai tindakan keamanan tambahan.

Menurut FAQ oleh WhatsApp, pengguna mungkin dikirimi kode verifikasi melalui SMS - meskipun tidak diminta - karena sejumlah alasan.

WhatsApp mengatakan ini bisa terjadi karena seseorang salah mengetik nomornya sendiri, atau peretas mencoba mengambil alih akun orang tersebut. Tanpa kode, peretas tidak akan dapat menyelesaikan proses verifikasi, yang akan mencegah akun dibajak.

Jika akun Anda telah dicuri, Anda harus masuk ke WhatsApp dengan nomor telepon Anda dan memverifikasi nomor telepon dengan memasukkan kode enam digit yang diterima melalui SMS. Setelah memasukkan kode SMS enam digit, orang yang menggunakan akun Anda akan keluar secara otomatis.

Anda mungkin juga diminta untuk memberikan kode verifikasi dua langkah. Jika Anda tidak mengetahui kode ini, pembajak yang menggunakan akun Anda mungkin telah mengaktifkan verifikasi dua langkah. 

Anda harus menunggu tujuh hari sebelum dapat masuk tanpa kode verifikasi dua langkah, menurut WhatsApp.

Editor: Kaka