Gerr Rupiah! Dolar Singapura Lesu di Bawah Rp 10.400

Dolar singapore (Foto: Wikipedia)
Istimewa.in | Nilai tukar dolar Singapura kembali melemah melawan rupiah pada perdagangan Rabu (20/5/2020) hingga nyaris kembali ke bawah Rp 10.400/SG$. Harapan adanya vaksin corona membuat rupiah menjadi perkasa sejak kemarin.

Pada pukul 10:14 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.405,64/SG$, dolar Singapura melemah 0,07% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Kemarin, Mata uang Negeri Merlion ini melemah 0,32%.


Sepanjang pekan lalu, dolar Singapura melemah 2,37% hingga menembus ke bawah Rp 10.400/SG$ untuk pertama kalinya sejak 16 Maret pada Jumat (15/5/2020) pekan lalu, dolar Singapura. 


Penurunan tajam pada pekan lalu membuat dolar Singapura bangkit di awal pekan akibat koreksi teknikal dan kembali ke atas Rp 10.400/US$.

Sejak Selasa kemarin, dolar Singapura kembali melemah akibat membaiknya sentimen pelaku pasar merespon vaksin virus corona dari perusahaan bioteknologi Moderna di AS.


Pada Senin malam (pagi waktu AS) Moderna menyatakan hasil uji klinis pertama vaksin cukup positif. Pasalnya, imun atau antibodi dari 8 orang yang diujicobakan mampu menghasilkan antibodi virus corona.

Perusahaan memulai percobaan manusia fase 1 pertama pada Maret dengan 45 sukarelawan, dan telah disetujui untuk segera memulai fase 2, yang akan melakukan pengujian kepada 600 orang pada akhir Mei atau Juni. Jika semuanya berjalan dengan baik, vaksinnya dapat diproduksi pada awal Juli mendatang.


Kabar tersebut tentunya memberikan harapan virus corona bisa segera ditanggulangi dan kehidupan kembali normal, roda perekonomian kembali berputar kencang. Sentimen pelaku pasar pun membaik, dan rupiah siap berjaya lagi.


Sementara pada hari ini, Bank Indonesia (BI) melaporkan defisit transaksi berjalan (CAD) kuartal I-2020 setara dengan 1,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 2,8% PDB.

"Perbaikan surplus neraca perdagangan barang disebabkan oleh penurunan impor seiring dengan permintaan domestik yang melambat, sehingga mengurangi dampak penurunan ekspor akibat kontraksi pertumbuhan ekonomi dunia," papar keterangan tertulis BI yang dirilis Rabu (20/5/2020).


BI juga menyatakan, defisit neraca jasa juga membaik dipengaruhi oleh penurunan defisit jasa transportasi sejalan dengan penurunan impor barang, di tengah penurunan surplus jasa travel akibat berkurangnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.


"Di samping itu, perbaikan defisit neraca pendapatan primer sejalan dengan aktivitas ekonomi domestik, turut mendorong penurunan defisit transaksi berjalan," papar BI.


Membaiknya CAD membuat rupiah mendapat tambahan tenaga dan berpeluang kembali ke bawah Rp 10.400/SG$ pada hari ini.